Ada satu pertanyaan sederhana, namun tidak semua pasangan menikah dapat menjawabnya. Pertanyaan itu adalah, “mengapa ingin memiliki anak?” Bagi pasangan yang bertahun-tahun menikah namun belum juga dikaruniai anak, pertanyaan itu akan dijawab dengan lancar. Mereka sudah melewati ribuan hari tanpa tangis bayi, tiada canda tawa dengan anak-anak. Mereka menemukan banyak sekali alasan sehingga ingin sekali memiliki anak. Untuk pasangan yang sangat mudah dititipi anak oleh-Nya, pertanyaan mengapa ingin memiliki anak, bisa jadi terbersit pun tidak. Anak seolah hadir begitu saja. Baru saja menikah, beberapa bulan kemudian istri hamil. Setahun kemudian pasangan suami istri telah menjadi orang tua. Beberapa tahun kemudian, anak kedua, ketiga dan seterusnya lahir. Jawaban-jawaban berikut ini mungkin menjadi jawaban sekian orang tua saat mendapat pertanyaan tersebut: Saya ingin menciptakan kembali masa kecil yang indah Ngg…Semacam investasi untuk hari nanti Sebab saya percaya, kita akan m
Teman Khayalan Pejuang Kanker, Resensi Film I Am Hope Poster film I Am Hope menarik perhatian saya sejak publikasinya marak Januari 2016 lalu. Mia (Tatjana Saphira) terlihat menempel dengan sosok samar Maia ( Alessandra Usman ) . Setelah menonton film I Am Hope, saya menyimpulkan tokoh Maia itu teman khayalan Mia. Kisah I Am Hope Pada film I Am Hope sosok Maia tampil saat Mia seusia anak-anak pra sekolah, 4-5 tahun. Pada satu pentas, Mia kecil memanggil-manggil nama Maia. Kesukaan Mia berimajinasi, bisa jadi dampak dari kebiasaan Madina (Feby Febiola), sang ibu, yang sering membacakan dongeng untuknya. Dunia teater yang ditekuni Madina pun sepertinya memengaruhi Mia. Sejak kecil Mia suka bermain peran (pretend play) sehingga lahirlah Maia, teman setia yang hanya bisa berinteraksi dengan Mia saja. Mia kecil dan Sang Ibu, Madina Sosok Maia semakin sering muncul di beberapa adegan film I Am Hope setelah Maia berusia 23 tahun. Saat itu Maia merayakan ulang tahunn