Ada satu pertanyaan sederhana, namun tidak semua pasangan menikah dapat menjawabnya. Pertanyaan itu adalah, “mengapa ingin memiliki anak?” Bagi pasangan yang bertahun-tahun menikah namun belum juga dikaruniai anak, pertanyaan itu akan dijawab dengan lancar. Mereka sudah melewati ribuan hari tanpa tangis bayi, tiada canda tawa dengan anak-anak. Mereka menemukan banyak sekali alasan sehingga ingin sekali memiliki anak. Untuk pasangan yang sangat mudah dititipi anak oleh-Nya, pertanyaan mengapa ingin memiliki anak, bisa jadi terbersit pun tidak. Anak seolah hadir begitu saja. Baru saja menikah, beberapa bulan kemudian istri hamil. Setahun kemudian pasangan suami istri telah menjadi orang tua. Beberapa tahun kemudian, anak kedua, ketiga dan seterusnya lahir. Jawaban-jawaban berikut ini mungkin menjadi jawaban sekian orang tua saat mendapat pertanyaan tersebut: Saya ingin menciptakan kembali masa kecil yang indah Ngg…Semacam investasi untuk hari nanti Sebab saya percaya, kita akan m
Sudah lewat pukul 21.00 WIB. Istriku belum juga pulang. Sejak dinas di ICU khusus COVID19, jam kerjanya sebagai perawat memang lebih panjang. Apalagi saat ini pasien COVID19 meningkat lagi. Tenaga medis di rumah sakit swasta tempat istriku dinas terbatas. Sebagian dari mereka harus isoman juga karena terpapar COVID19. Maka dari itu beban kerja perawat dan tenaga medis jadi lebih berat. Setengah jam kemudian terdengar suara sepeda motor di teras. Istriku masuk. Sudah dalam keadaan bersih. Mandi di rumah sakit, seragam dinas laundry di sana juga. Meski terlihat hanya membawa tas tangan saja, aku tahu, dia juga membawa bertumpuk-tumpuk kelelahan. Dia izin langsung rebahan. Kaki pegal-pegal katanya. Setelah memastikan si kecil tidur di kamarnya, kutemui istri yang sedang menggosok-gosok kulit di bawah matanya. Perih. Akibat tempelan plester kertas guna menutup masker agar lebih rapat. Istriku minta dicarikan plester yang lebih lunak daya rekatnya. Dia menyebut nama plester yang biasa d