Ada satu pertanyaan sederhana, namun tidak semua pasangan menikah dapat menjawabnya. Pertanyaan itu adalah, “mengapa ingin memiliki anak?” Bagi pasangan yang bertahun-tahun menikah namun belum juga dikaruniai anak, pertanyaan itu akan dijawab dengan lancar. Mereka sudah melewati ribuan hari tanpa tangis bayi, tiada canda tawa dengan anak-anak. Mereka menemukan banyak sekali alasan sehingga ingin sekali memiliki anak. Untuk pasangan yang sangat mudah dititipi anak oleh-Nya, pertanyaan mengapa ingin memiliki anak, bisa jadi terbersit pun tidak. Anak seolah hadir begitu saja. Baru saja menikah, beberapa bulan kemudian istri hamil. Setahun kemudian pasangan suami istri telah menjadi orang tua. Beberapa tahun kemudian, anak kedua, ketiga dan seterusnya lahir. Jawaban-jawaban berikut ini mungkin menjadi jawaban sekian orang tua saat mendapat pertanyaan tersebut: Saya ingin menciptakan kembali masa kecil yang indah Ngg…Semacam investasi untuk hari nanti Sebab saya percaya, kita akan m
Sms berisi kabar menang hadiah pun sering masuk ke kotak pesan ponsel saya. Tidak satu pun dari sms itu saya pedulikan. Namun saat satu telepon yang mengabarkan saya terpilih ikut pelatihan menulis di Bali, hati saya sempat berbunga juga. Kabar Suatu Pagi Pagi itu, jam 8.00 pagi saya ditelepon oleh nomor 08151666039 atas nama Prof. Dr. Joko Santosa. Suaranya tenang, tertata, mengalir, seperti orang sedang membaca teks pidato. Dia mengaku sebagai dirjen dikti. Dia tahu saya anggota dan pengurus Forum Lingkar Pena. Dia menelepon saya sehubungan pelatihan menulis artikel ilmiah yang akan diadakan di Bali pada 26-27 Desember 2013 oleh. Transportasi dan akomodasi akan ditanggung. Ada 150 peserta yang diundang. Peserta diundang secara bertahap. Saya adalah salah satu calon peserta. Saat dia menanyakan apakah saya bersedia untuk mengikuti pelatihan tersebut, saya mengiyakan saja. Kemudian sang profesor mengatakan, biaya transportasi dan akomodasi akan dikirim dalam bentuk cek