Bandung kembali menjadi saksi bisu sejarah penting bangsa-bangsa di dunia. Pada tanggal 24-26 Oktober 2022, perwakilan MPR atau lembaga sejenisnya dari berbagai negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja sama Islam (OKI) bertemu. Tempatnya juga sama dengan pelaksanaan Konferensi Asia Afrika tahun 1955.
Sejarah Kembali Terukir di Bandung
Saya memenuhi undangan diskusi dengan MPR RI di Hotel Novotel pada Sabtu, 22 Oktober 2022. Diskusi bertajuk 'Penguatan Diplomasi Majelis Permusyawaratan/ Lembaga Senat melalui Forum Majelis Permusyawaratan Dunia' itu sempat bikin bingung. Berat banget kesannya, namun setelah mendapat penjelasan dari pihak MPR RI, barulah saya, serta 25 Blogger lainnya mendapat pencerahan.
Ibu Siti Fauzia, SE, MM., Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Administrasi Sekretariat Jenderal MPR mengungkapkan, pada Selasa dan Rabu tanggal 25 dan 26 Oktober 2022, Bandung menjadi tuan rumah bagi perhelatan internasional. Para ketua MPR atau sejenisnya dari negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) berkumpul di Bandung. Ada 13 negara yang berpartisipasi yaitu Bahrain, Maroko, Pakistan, Jordania, Yaman, Saudi Arabia, Malaysia, Mesir, Palestina, Aljazair, Mozambik, Iran, dan Indonesia selaku tuan rumah. Tujuan utama konferensi, selain guna mendukung presidensi Indonesia dalam G20, juga merintis pembentukan Forum MPR Dunia.
Dari belasan negara tersebut, Palestina cukup menarik perhatian saya secara pribadi. Meskipun konflik dengan Israel masih belum usai, perwakilan Palestina menyempatkan hadir. Ibu Siti Fauzia juga menyebutkan hal itu. Indonesia dan Palestina mempunyai hubungan historis yang cukup dalam sebab Palestina merupakan negara yang mengakui kemerdekaan Indonesia secara de facto pada September 1944, jauh hari sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia, bahkan menyiarkannya melalui radio berbahasa Arab di Berlin, Jerman.
Hadirnya negara-negara dari kawasan Asia dan Afrika tersebut bagai reuni Konferensi Asia Afrika tahun 1955. Maka dari itulah penyelengaraan acara pembuka di Gedung Merdeka, sama dengan KAA lebih dari 60 tahun yang lalu.
Gedung Merdeka juga mempunya sejarah tersendiri bagi MPR selaku inisiator konferensi. Gedung Merdeka adalah kantor pertama MPR yang awalnya bernama MPRS sebelum pindah ke Senayan, Jakarta. MPRS selama lebih dari 10 tahun pernah berkantor di Gedung Merdeka, tepatnya sejak tahun 1960 sampai dengan tahun 1971. Wah, saya juga baru tahu kalau MPR pernah berkantor di Bandung, bukan langsung di Senayan, Jakarta.
Rangkaian Acara
Selanjutnya, Pak Fadel Muhammad selaku wakil MPR RI juga menjelaskan rangkaian acara kenferensi. Acara dimulai pada Senin malam 24 Oktober 2022 melalui acara Welcome Dinner di Gedung Sate. Ridwan Kamil selaku Gubernur Jawa barat menyambut dan menjamu para tamu dengan berbagai makanan dan minuman tradisional Jawa Barat, juga memperkenalkan kesenian Jawa Barat. Saat menikmati hidangan, iringan musik angklung juga mengalun.
Selanjutnya pada hari Selasa, 25 Oktober 2022, acara pembukaan dilanjut dengan penyampaian pandangan dari tiap perwakilan negara. Penandatanganan kesepakatan bersama dan penutupan pada Rabu, 26 Oktober 2022. Selama acara, jalan-jalan di sekitar Gedung Merdeka, Gedung Sate dan Hotel Pullman akan ditutup untuk sementara. Polisi akan mengalihkan lalu lintas guna kelancaran acara konferensi.
Warganet dapat menyaksikan kemeriahan acara konferensi melalui kanal MPR di Youtube. Beberapa acara seperti Welcome Dinner, History Walk dari Hotel Savoy Homann ke Gedung Merdeka dan acara Pembukaan terbuka untuk disaksikan melalui Youtube. Informasi acara konferensi pun dapat kita ikuti melalui Instagram @mprgoid. Kita dapat makin dekat mengenal MPR yang dulunya kita tahu dari pelajaran PPKn saja.
Sebagai warga Bandung, harapan saya semoga acara
konferensi berjalan lancar dan menghasilkan kesepakatan yang baik. Terbentuknya
Forum Majelis Permusyawaratan Dunia akan segera tercapai. Pak Fadel Muhammad
juga mengatakan sebagian delegasi akan tetap tinggal di Bandung untuk wisata
dan berbagai kegiatan lainnya. Wah, semoga jadi kenangan indah selama berada di
Bandung, pemicu untuk balik lagi ke Bandung guna berwisata bersama keluarga
atau rekan kerja.
Komentar
Posting Komentar