Langsung ke konten utama

Entri yang Diunggulkan

Mengingat Kembali Jawaban Pertanyaan Mengapa Ingin Memiliki Anak

Ada satu pertanyaan sederhana, namun tidak semua pasangan menikah dapat menjawabnya. Pertanyaan itu adalah, “mengapa ingin memiliki anak?” Bagi pasangan yang bertahun-tahun menikah namun belum juga dikaruniai anak, pertanyaan itu akan dijawab dengan lancar. Mereka sudah melewati ribuan hari tanpa tangis bayi, tiada canda tawa dengan anak-anak. Mereka menemukan banyak sekali alasan sehingga ingin sekali memiliki anak. Untuk pasangan yang sangat mudah dititipi anak oleh-Nya, pertanyaan mengapa ingin memiliki anak, bisa jadi terbersit pun tidak. Anak seolah hadir begitu saja. Baru saja menikah, beberapa bulan kemudian istri hamil. Setahun kemudian pasangan suami istri telah menjadi orang tua. Beberapa tahun kemudian, anak kedua, ketiga dan seterusnya lahir. Jawaban-jawaban berikut ini mungkin menjadi jawaban sekian orang tua saat mendapat pertanyaan tersebut: Saya ingin menciptakan kembali masa kecil yang indah Ngg…Semacam investasi untuk hari nanti Sebab saya percaya, kita akan m

Sundance Film Festival Asia 2021 Digelar, Bisa Nonton dan Ikuti Diskusinya dari Rumah Saja

 

Sebagian orang menganggap TikTok sebagai media unfaedah. Isinya video-video joget-jogetan dan  menyanyi lipsync saja. Satu dari sekian penyebab persepsi TikTok seperti itu karena konten yang viral dari TikTok adalah konten joget dan lipsync. Padahal konten TikTok sebenarnya sangat beragam.

TikTok berhasil mengatasi masalah orang-orang yang ingin membuat video namun terkendala teknis. Tidak mampu mengambil gambar yang bagus, menyunting misalnya. TikTok menyediakan beragam fitur yang memungkinkan siapa saja membuat video pendek. Bahkan berpotensi besar viral karena kemudahan berbagi ke media sosial. Jadi TikTok sebenarnya menawarkan konten video pendek, bukan sekadar video joget dan nyanyi saja.

Popularitas video pendek dari TikTok, sepertinya memicu media sosial lainnya menghadirkan fitur menonton dan membuat video pendek juga. Instagram mempunyai Reel, Youtube menghadirkan Shorts di aplikasi ponsel pintar. Keberadaan TikTok berhasil mengancam eksistensi Youtube sebagai penyedia konten video.

Festival dan Acara Film

Pengguna TikTok pada umumnya kaum remaja dan dewasa muda. Target market TikTok ini sama dengan target peserta gelaran Sundance Film Festival Asia 2021. Tepat kiranya Sundance Institute dan XRM Media, yang mendapat sokongan dari IDN Media mengadakan program menonton film dan diskusi film di platform Tiktok @SundanceFFAsia dan Collab.sundance.org

Sundance Film Festival Asia menawarkan 8 film pendek untuk kita nikmati dari rumah saja. Terdiri dari 4 film naratif dan 4 film dokumenter dengan judul-judul sebaga berikut.

Film Dokumenter

1. Amy Tan: Unintended Memoir (U.S.A)

2. Try Harder! (U.S.A)

3. Users (U.S.A., Mexico)

4. Writing With Fire (India)

Film Naratif

1. The Dog Who Wouldn't Be Quiet (Argentina)

2. John and the Hole (U.S.A)

3. Luzzu (Malta)

4. Passing (U.S.A)

Kita dapat memperoleh tiket digital mulai Rabu, 15 September 2021 https://sundancefilmfestivalasia.org

Beberapa diskusi seputar film yang dapat kita saksikan melalui platform Tiktok @SundanceFFAsia juga Sundance Collab. Beberapa tema sangat menarik seperti berikut ini.

Jumat, 17 September, pukul 10:00 WIB di Collab.sundance.org, diskusi soal Indonesian Short Filmmaking. Alumni Sundance Film Festival akan berbagi pengalaman mereka membawa karya ke panggung internasional. Mereka adalah Wregas Bhanuteja (Tak Ada yang Gila di Kota Ini) dan Aditya Ahmad (Kado). Hadir pula produser Meiske Taurisia (Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas). Ernesto Foronda yang pernah menjadi Programmer Sundance Film Festival Shorts dan Head of Features Perfect Storm Entertainment (franchise Fast and Furious, Star Trek Beyond) akan menjadi moderator diskusi.

Kamis 23 September, pukul 11:00 WIB. di TikTok (@SundanceFFAsia), IDN Media mempersembahkan: Film Outlook - Industri film Indonesia dari tahun 2016, era pandemik, hingga potensi yang mungkin terjadi pasca pandemik. Pemantik diskusinya adalah Angga Sasongko (Pendiri Visinema Pictures), dan Chand Parwez Servia (Presiden Direktur Starvision) dan Mira Lesmana (Pendiri Miles Films).

Kamis 23 September, pukul 15:00 WIB di TikTok (@SundanceFFAsia), IDN Media mempersembahkan: Women in Film Industry. Diksusi akan mengupas peran perempuan dalam industri film Indonesia bersama Nia Dinata (Berbagi Suami), penulis skenario Gina S. Noer (Habibie & Ainun), dan produser Susanti Dewi (Moammar Emka's Jakarta Undercover) serta pakar dari luar Indonesia yaitu Sue Turley (SVP of XRM Media) dan Amanda Salazar (Head of Programming and Acquisitions of Argo) .

Jumat 24 September, pukul 15:00 WIB di TikTok (@SundanceFFAsia) IDN Media mempersembahkan: The Directors - Festivals and the Pathway to Success. Diskusi ini akan membahas beberapa filmaker yang merintis karir di dunia film dari ajang film internasional. Pada diskusi tersebut akan hadir Joko Anwar (Perempuan Tanah Jahanam), Edwin (pemenang penghargaan Golden Leopard: Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas), dan Yosep Anggi Noen (Hiruk Pikuk Si Alkisah). Mereka akan berbagi pengalaman mengikuti fetivalfilm kelas dunia. Fajar Nugros (Head of IDN Pictures) akan bertindak sebagai moderator. Diskusi ini sangat cocok bagi siapa saja yang ingin mengikuti Festival Film, Program Fellowship, dan International Workshop guna karir di dunia film.

Sabtu, 25 September, pukul 11:00 WIB secara langsung di Collab.sundance.org. Diskusi akan memaparkan Sundance Film Festival: Asia Documentary Filmmakers, serta tanya jawab bersama Kim Yutani & Heidi Zwicker selaku Programmer Sundance Festival. Hadir pula beberapa filmmaker, seperti Rintu Thomas dan Sushmit Ghosh (Writing With Fire), Natalia Almada (Users), dan Debbie Lum (Try Harder!).

Short Film Competition

Satu acara yang ditunggu-tunggu dalam ajang Sundance Film Festival Asia 2021 adalah pengumuman Jury Award for Best Short Film di Short Film Competition. Pengumuman akan dilakukan di TikTok live streaming @SundanceFFAsia pada Sabtu, 25 September, bersamaan dengan pengumuman Honorary Mention. Kompetisi tersebut bertujuan untuk menemukan dan membina talenta-talenta baru di dunia film guna menuju perfilman internasional.

Ada 160 film pendek yang sudah masuk dan menjalani seleksi.  sudah diterima dan diseleksi. Sebanyak 10 finalis telah terpilih. Mereka adalah:

1. Black Winter (Noviandra Santosa).

2. Diary of Cattle (Lidia Afrilita & David Darmadi).

3. Goodnight, Stargazer (Adriano Rudiman).

4. Jamal (Muhammad Heri Fadli).

5. Makassar is a City for Football Fans (Khozy Rizal).

6. Masa Depan Cerah 2040 (Winner Wijaya).

7. Rendang of Death (Percolate Galactic).

8. Rong (Indira Iman).

9. Srikandi (Andrea Nirmala Widjajanto).

10. Sunrise in the Forest (Samuel Ruby).

Informasi untuk mendapatkan tiket

Rabu 15 September, 09.00: Sundance Film Festival: Asia 2001 Screening Passes tersedia di SundanceFilmFestivalAsia.org.

Harga tiket:

Rp 30.000 - Tiket Single Screening

Rp 85.000 - Tiket Explorer untuk akses ke semua screening

Untuk informasi lebih banyak di https://www.instagram.com/sundanceffasia/ dan SundanceFilmFestivalAsia.org.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Surat Keterangan Siswa dengan NISN

Lomba menulis untuk siswa SD, SMP atau SMA seringkali mensyaratkan surat keterangan dari kepala sekolah, lengkap dengan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN). Surat ini untuk menguatkan status siswa di satu sekolah sekaligus sebagai upaya menyadarkan pihak sekolah bahwa ada siswanya yang ingin mengikuti suatu lomba.  Surat Keterangan Siswa Siswa cukup menyampaikan permintaan surat keterangan siswa kepada guru, wali kelas, atau wakil kepala sekolah urusan kesiswaan. Surat keterangan siswa dibuat oleh bagian administrasi sekolah, ditandatangani kepala sekolah dan dibubuhi cap. Berikut ini merupakan contoh surat keterangan siswa yang belum ditandatangani kepala sekolah dan dibubuhi cap.    Contoh surat keterangan siswa yang belum dibubuhi cap sekolah dan tanda tangan kepala sekolah Nomor Induk Siswa Nasional Nomor Induk Siswa Nasional merupakan nomor identitas unik yang diberikan secara acak kepada setiap siswa di Indonesia oleh Pusat Data Statistik Pendidikan (PDSP),

Mengingat Kembali Jawaban Pertanyaan Mengapa Ingin Memiliki Anak

Ada satu pertanyaan sederhana, namun tidak semua pasangan menikah dapat menjawabnya. Pertanyaan itu adalah, “mengapa ingin memiliki anak?” Bagi pasangan yang bertahun-tahun menikah namun belum juga dikaruniai anak, pertanyaan itu akan dijawab dengan lancar. Mereka sudah melewati ribuan hari tanpa tangis bayi, tiada canda tawa dengan anak-anak. Mereka menemukan banyak sekali alasan sehingga ingin sekali memiliki anak. Untuk pasangan yang sangat mudah dititipi anak oleh-Nya, pertanyaan mengapa ingin memiliki anak, bisa jadi terbersit pun tidak. Anak seolah hadir begitu saja. Baru saja menikah, beberapa bulan kemudian istri hamil. Setahun kemudian pasangan suami istri telah menjadi orang tua. Beberapa tahun kemudian, anak kedua, ketiga dan seterusnya lahir. Jawaban-jawaban berikut ini mungkin menjadi jawaban sekian orang tua saat mendapat pertanyaan tersebut: Saya ingin menciptakan kembali masa kecil yang indah Ngg…Semacam investasi untuk hari nanti Sebab saya percaya, kita akan m

Inilah 8 Alasan Seorang Suami Tetap Suka Menonton Film Porno

Banyak hal yang berubah setelah menikah. Namun apa jadinya jika seorang pria masih mempertahankan kebiasaan buruknya padahal sudah beristri. Kebiasaan terkait hubungan suami istri lagi. Berikut kisahnya, saya kutip dari guystuffcounseling.com publikasi (27/9/2017) Monica sangat marah pada Ed karena kebiasaan buruknya. Dia menemuai Jed Diamond, Ph.D., seorang psikoterapis di Willits, California, Amerika Serikat, untuk menceritakan masalahnya. "Aku hanya tidak mengerti. Aku suka berhubungan intim. Aku ada kapan pun Ed tertarik. Kenapa dia harus mencari pornografi? Kurasa sesekali tidak menyakitkan, tapi dia sepertinya lebih suka nonton yang begituan di komputer." Monica merasa kebiasaan itu menghancurkan pernikahan mereka. Mengapa suaminya lebih suka nonton daripada melakukan bersama dirinya? Sebagai seorang terapis, Jed telah berbicara dengan banyak pria dan wanita yang memiliki masalah pornografi dalam kehidupan mereka. Jed mengemukakan 8 alasan pria memi