Ada satu pertanyaan sederhana, namun tidak semua pasangan menikah dapat menjawabnya. Pertanyaan itu adalah, “mengapa ingin memiliki anak?” Bagi pasangan yang bertahun-tahun menikah namun belum juga dikaruniai anak, pertanyaan itu akan dijawab dengan lancar. Mereka sudah melewati ribuan hari tanpa tangis bayi, tiada canda tawa dengan anak-anak. Mereka menemukan banyak sekali alasan sehingga ingin sekali memiliki anak. Untuk pasangan yang sangat mudah dititipi anak oleh-Nya, pertanyaan mengapa ingin memiliki anak, bisa jadi terbersit pun tidak. Anak seolah hadir begitu saja. Baru saja menikah, beberapa bulan kemudian istri hamil. Setahun kemudian pasangan suami istri telah menjadi orang tua. Beberapa tahun kemudian, anak kedua, ketiga dan seterusnya lahir. Jawaban-jawaban berikut ini mungkin menjadi jawaban sekian orang tua saat mendapat pertanyaan tersebut: Saya ingin menciptakan kembali masa kecil yang indah Ngg…Semacam investasi untuk hari nanti Sebab saya percaya, kita akan m
Novel Anak Holidaylicious Konnichiwa,Jepang!
karya Laksita Judith agak berbeda dengan tema novel traveling pada umumnya. Sebagian
orang sangat suka melakukan perjalanan ke luar negeri. Namun Aimi sang tokoh pergi
ke luar negeri untuk mengobati luka di hatinya. Luka hatinya karena apa, ya?
Kecewa dengan Ibu
Tokoh utama novel anak Holidaylicious Konnichiwa,Jepang!
Bernama Aimi. Ia kecewa karena mengalami kecelakaan saat menuju tempat audisi
penyanyi idola. Setelah dua minggu memulihkan diri di rumah sakit, Aimi
mendapat kabar bahwa Erica, sahabatnya lolos audisi. Aimi sedih sekali. Ia
menyalahkan ibunya yang menyetir mobil. Aimi terluka cukup parah sehingga batal
mengikuti audisi, sementara ibu hanya luka ringan saja. Aimi menjadi benci
kepada ibunya sendiri.
Nenek dan kakek Aimi yang berasal dari Jepang datang berkunjung. Nenek
dan kakek menganjurkan Aimi untuk memulihkan diri di Jepang. Aimi setuju. Aimi
terbang ke Jepang bersama orang tua ibunya itu. Aimi pernah tinggal di Jepang
sampai usia 5 tahun, sebelum menetap di Indonesia karena pepindahan tugas kerja
sang ayah. Aimi sudah tidak begitu ingat lagi dengan pengalaman tinggal di
Jepang.
Di Jepang, kakek dan nenek Aimi mengelola restoran. Di restoran itulah Aimi
bertemu dengan Yuka, seorang anak perempuan yang sebayanya. Awal pertemuan Aimi
dan Yuka kurang menyenangkan, karena Yuka
memarahi Aimi. Yuka yang sedang bekerja di restoran itu tidak suka diperhatikan
Aimi. Setelah Yuka diperkenalkan secara langsung oleh kakek-neneknya, Aimi
tetap tidak menyukai Yuka. Terlebih Yuka menganggap Aimi anak manja.
Yuka tetap mematuhi permintaan nenek untuk menemani Aimi melihat-lihat
tempat menarik di Jepang. Aimi juga berkenalan dengan Ayame dan Asami sepulang
dari Big Bang Children’s Museum Osaka tanpa ditemani Yuka. Berbagai pengalaman
bepergian Aimi bersama Yuka membuat keduanya mengenal lebih jauh. Akhirnya Aimi
mengetahui latar belakang keluarga Yuka sehingga Yuka rela membantu pengelolaan
restoran nenek dan kakek Aimi.
Alasan Bodoh
Awalnya saya tidak menyukai sikap tokoh Aimi yang membenci ibunya hanya karena
gagal mengikuti audisi. Terlihat sepele, namun tidak bagi anak yang terobsesi
ingin jadi artis kali, ya? Namun saya sisihkan dulu ketidaksukaan itu dan terus
membaca novel Holidaylicious Konnichiwa, Jepang. Saya
berharap, Judith memberikan alasan kuat sikap tokoh Aimi tersebut di akhir
cerita. Pada akhirnya, sikap benci Aimi itu memang berhubungan dengan bagian
akhir cerita, terutama latar belakang keluarga tokoh Yuka.
Judith cukup cerdik dengan menempatkan Aimi sebagai keturunan
Jepang-Indonesia untuk mengatasi kendala penggunaan bahasa. Judith hanya
menggunakan satu dua kata bahasa Jepang saja di awal percakapan. Bahasa seolah bukan
menjadi masalah, karena pembaca bisa mengangap Aimi berkomunikasi dengan kakek-nenek
dan teman-teman barunya menggunakan bahasa Jepang.
Pengalaman menulis beberapa buku tampaknya juga telah melatih Judith
untuk menempatkan kunjungan Aimi ke beberapa tempat menarik di Jepang dalam
rangka untuk menghibur hati Aimi yang kecewa. Bukan sengaja jalan-jalan untuk
sekadar melihat-lihat atau berfoto selfie.
Namun saat menuturkan keberadaan Aimi di tempat wisata, Judith
menuliskannya seperti artikel. Misalnya pada halaman 34 dan 35 ini.
Ruang galeri permainan terdapat di lantai satu.
Isinya tentang dunia roket dan antariksa. Mereka jadi bisa belajar tentang
kinerja roket. Informasi di situ disajikan dalam bahasa yang ringan sehingga
sangat mudah dicerna.
Ada baiknya, lain waktu Judith mengambarkan saja apa yang dilihat oleh Aimi di Big
Bang Children’s Meseum Osaka itu. Bagaimana cara Aimi mendapatkan dan menyimak
informasi di lantai satu itu diceritakan melalui gerak langkah Aimi sendiri,
bukan dirangkum oleh narator dalam hal ini Judith sebagai penulis. Biarlah pembaca
menarik kesimpulan sendiri tentang apa yang terdapat di sana.
Big Bang Museum (earthavenmuseum.com) |
Kemasan melihat-lihat tempat wisata yang cukup baik adalah saat Aimi dan
Yuka mengunjungi Osaka Castle Park. Judith berusaha menggambarkan apa yang
ditemukan Aimi di Osaka Castle Park. Aimi juga mencoba baju perang dan bergaya
ala prajurit samurai. Pada halaman tersebut, keunikan tempat wisata dipadukan
dengan aksi tokoh, bukan sekadar melihat-lihat saja.
Ending yang Merangkum
Di akhir cerita, Judith berusaha menjelaskan kenapa kakek dan nenek Aimi
bisa mempekerjakan Yuka. Hal ini ada kaitannya dengan masa lalu Yuka sekaligus
memberikan pencerahan atas kekecewaan Aimi pada ibunya. Sepertinya Judith
memang merancang ending dan opening cerita secara berkesinambungan,
sehingga akhir kisah Holidaylicious Konnichiwa, Jepang!
Masuk akal juga.
Novel Anak Holidaylicious Konnichiwa,
Jepang! Yang hanya mengambil latar tempat Osaka memberi peluang kepada
penulis lainnya untuk menuliskan kisah di negara Jepang juga. Namun perlu
penelitian dan rujukan jika penulis belum pernah ke Jepang sehingga tidak
menjadi novel latar Jepang tapi rasa Jakarta atau kota lain di Indonesia.
Terlebih seri Novel Anak Holidaylicious ini akan terus berlanjut jika jumlah pembaca
seri Holidaylicious terus meningkat.
Osaka Castle Park (japan-guide.com) |
bukannya holidaylicious?
BalasHapusIya, keliru. Sudah saya koreksi. Terima kasih atas masukannya
Hapus