Ada satu pertanyaan sederhana, namun tidak semua pasangan menikah dapat menjawabnya. Pertanyaan itu adalah, “mengapa ingin memiliki anak?” Bagi pasangan yang bertahun-tahun menikah namun belum juga dikaruniai anak, pertanyaan itu akan dijawab dengan lancar. Mereka sudah melewati ribuan hari tanpa tangis bayi, tiada canda tawa dengan anak-anak. Mereka menemukan banyak sekali alasan sehingga ingin sekali memiliki anak. Untuk pasangan yang sangat mudah dititipi anak oleh-Nya, pertanyaan mengapa ingin memiliki anak, bisa jadi terbersit pun tidak. Anak seolah hadir begitu saja. Baru saja menikah, beberapa bulan kemudian istri hamil. Setahun kemudian pasangan suami istri telah menjadi orang tua. Beberapa tahun kemudian, anak kedua, ketiga dan seterusnya lahir. Jawaban-jawaban berikut ini mungkin menjadi jawaban sekian orang tua saat mendapat pertanyaan tersebut: Saya ingin menciptakan kembali masa kecil yang indah Ngg…Semacam investasi untuk hari nanti Sebab saya percaya, kita akan m
Banyak orang mencari surga hingga ke ujung dunia. Padahal Surga sebenarnya dekat, bahkan mungkin telah kita lupakan. Itulah salah satu pesan dari film yang berlatar di tepi sungai Musi, Ada Surga di Rumahmu. Film ini serentak tayang 2 April 2015 di seluruh bioskop Indonesia.
Rumah Ramadhan yang berada di perkampungan tepi sungai musi, membuat film ini
menayangkan nuansa alami dan khas tepi sungai musi, tanpa ada usaha untuk
memolesnya agar terlihat bagus. Bahkan eceng gondong yang mengapung di depan
rumah Ramdhan dibiarkan terambil kamera. Selain itu pemandangan sungai musi
dengan jembatan ampera di kejauhan muncul di beberapa adegan. Keramaian saat
senja khas Plaza Ampera di depan Benteng Kuto Besak juga hadir sebagai latar
adegan Ramadhan dan Nayla yang tengah bicara berdua. Pemandangan dan
latar di film ini seolah ingin rindu orang-orang Palembang yang tengah jauh di
rantau.
Hanya saja, dalam penokohan Ramadhan dewasa, agak janggal seorang santri mau membonceng Nayla, nonmuhrimnya. Mungkin hal ini dikarenakan Ramadhan dan Nayla sudah bersahabat sejak kecil. Jadi bonceng berdua dianggap biasa. Termasuk kepergian mereka ke Plaza Ampera yang terlihat hanya berdua saja. Jika Ramadhan sangat menjaga pergaulan dengan lawan jenis, adegan ini mungkin tidak akan ada. Dua adegan tersebut dihadirkan mungkin sebagai bentuk penokohan Ramadhan yang cukup permisif soal pergaulan lawan jenis.
Usai menonton film ini, saya melihat sebagian penonton yang matanya sembab. Termasuk Ridwan Kamil, walikota Bandung yang juga hadir pada saat special preview di Blitzmegaplex PVJ Bandung itu. Bagi penonton yang mudah tersentuh, bisa menyiapkan sapu tangan atau tissue, jika tidak mungkin seperti Ridwan Kamil yang menyeka air mata dengan jilbab istrinya.
Kisah Sederhana
Film Ada Surga di
Rumahmu menceritakan satu keluarga yang tinggal di tepi Sungai Musi. Ramadhan
kecil (Raihan Khan) piawai tampil bercerita di depan umum. Ia ingin terkenal,
tayang di televisi. Namun ia juga sering bertengkar. Abuya (Budi Khairul) dan
Umi Elma Theana), orang tua Ramadhan memutuskan, Ramadhan sebaiknya bersekolah
di pesantren saja. Di pesantren, Ramadhan satu kamar dengan beberapa anak yang
ternyata sering minggat demi mencari hiburan. Aksi minggat itu ketahuan. Ustad
Athar yang dipercaya Buya untuk mendidik Ramadhan memberi hukuman. Ramadhan dan
teman-temannya harus berceramah di tempat-tempat terrtentu yaitu di kuburan,
pasar, bahkan di depan pohon pada tengah malam.
Hukuman itu tidak
membuat Ramdahan dan teman-temannya jera tetap sering minggat ke warung makan
dekat pesantren. Ustad Athar mengetahuinya. Ustad Athar meminta Ramadhan
dan teman-temannya mengaku. Ramadhan mengatakan bahwa ia minggat untuk menonton
ceramah. Ustad Athar tidak percaya sehingga memukul tangan Ramadhan. Setelah
bertanya kepada pemilik warung, Ustad Athar menyadari, Ramadhan jujur. Ia
meminta Ramadhan balas memukulnya, namun Ramadhan menolak sambil bercucuran air
mata.
Kisah berlanjut sampai
Ramadhan dewasa. Ia menjadi guru di pesantren itu. Rasa bosan mulai
mengganggunya, Ramadhan berharap bisa melakoni hal lain. Suatu hari, pesantren
dipakai untuk syuting film. Ramadhan berkenalan dengan salah satu aktris
bernama Kirana (Zeezee Shahab). Kru film menyarankan Ramadhan yang mahir ilmu
bela diri datang ke Jakarta ikut casting film laga. Berangkatlah ia bersama dua
temannya tanpa memberi tahu dan izin kepada orang tuanya. Tiba Jakarta, casting
film ditunda sehingga Ramadhan terpaksa menginap di masjid. Di sanalah ia
bertemu dengan seorang anak yang menangis karena telah ditinggal orang tuanya.
Si anak menyesal dan bersedia melakukan apa saja jika orang tuanya bisa hidup
lagi. Ramadhan teringat orang tuanya. Saat menelepon ayahnya, Ramadhan merasa
ibunya sedang sakit. Ia teringat tangisan si anak di masjid. Ramadhan pulang ke
Palembang karena khawatir casting yang akan dilaluinya tidak akan membawa
berkah. Di Palembang ia kembali berdakwah, bertemu Kirana lagi, juga diam-diam
dicintai teman sepermainannya yang bernama Nayla (Nina Septiani).
Latar Palembang
Sebagian besar cerita
berlatar Palembang. Hanya saat Ramadhan dikisahkan mengikuti casting, latar
tempat berganti di Jakarta. Maka dari itu, hampir seluruh kisah menggunakan
dialog dalam bahasa Palembang. Semua pemeran utama sepertinya berusaha keras
untuk menguasai bahasa dan logat Palembang. Namun hanya Ustad Ahmad Al Habsyi
dan beberapa pemeran pembantu asal Palembang saja yang terdengar alami bahasa
dan logat Palembangnya. Misalnya ibu Kirana dan pemilik songket yang dijahitkan
oleh Umi. Saat adegan marah, logat dan intonasi kedua pemain itu meyakinkan
sekali.
Aman untuk Keluarga
Secara umum film Ada Surga di Rumahmu bisa ditonton oleh seluruh anggota keluarga. Bagian awal film menyuguhkan kisah Ramadhan kecil di rumah dan pesantren. Kenakalan khas anak usia SD dihadirkan, namun tidak ada adegan khusus dewasa setelahnya. Kisahnya pun sederhana. Mudah dicerna. Film ini dapat mengingatkan anak agar berbakti kepada orang tuanya.Hanya saja, dalam penokohan Ramadhan dewasa, agak janggal seorang santri mau membonceng Nayla, nonmuhrimnya. Mungkin hal ini dikarenakan Ramadhan dan Nayla sudah bersahabat sejak kecil. Jadi bonceng berdua dianggap biasa. Termasuk kepergian mereka ke Plaza Ampera yang terlihat hanya berdua saja. Jika Ramadhan sangat menjaga pergaulan dengan lawan jenis, adegan ini mungkin tidak akan ada. Dua adegan tersebut dihadirkan mungkin sebagai bentuk penokohan Ramadhan yang cukup permisif soal pergaulan lawan jenis.
Usai menonton film ini, saya melihat sebagian penonton yang matanya sembab. Termasuk Ridwan Kamil, walikota Bandung yang juga hadir pada saat special preview di Blitzmegaplex PVJ Bandung itu. Bagi penonton yang mudah tersentuh, bisa menyiapkan sapu tangan atau tissue, jika tidak mungkin seperti Ridwan Kamil yang menyeka air mata dengan jilbab istrinya.
Komentar
Posting Komentar