Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

Entri yang Diunggulkan

Mengingat Kembali Jawaban Pertanyaan Mengapa Ingin Memiliki Anak

Ada satu pertanyaan sederhana, namun tidak semua pasangan menikah dapat menjawabnya. Pertanyaan itu adalah, “mengapa ingin memiliki anak?” Bagi pasangan yang bertahun-tahun menikah namun belum juga dikaruniai anak, pertanyaan itu akan dijawab dengan lancar. Mereka sudah melewati ribuan hari tanpa tangis bayi, tiada canda tawa dengan anak-anak. Mereka menemukan banyak sekali alasan sehingga ingin sekali memiliki anak. Untuk pasangan yang sangat mudah dititipi anak oleh-Nya, pertanyaan mengapa ingin memiliki anak, bisa jadi terbersit pun tidak. Anak seolah hadir begitu saja. Baru saja menikah, beberapa bulan kemudian istri hamil. Setahun kemudian pasangan suami istri telah menjadi orang tua. Beberapa tahun kemudian, anak kedua, ketiga dan seterusnya lahir. Jawaban-jawaban berikut ini mungkin menjadi jawaban sekian orang tua saat mendapat pertanyaan tersebut: Saya ingin menciptakan kembali masa kecil yang indah Ngg…Semacam investasi untuk hari nanti Sebab saya percaya, kita akan m

Bait Surau, Kisah Pria Bertato yang PERMEN

Bait Surau merupakan salah satu film religi yang diputar beberapa hari setelah tahun baru 1437 H. Film ini dibintangi oleh Rio Dewanto, Ikhsan Tarore, Cok Simbara, Astri Nurdin dan beberapa aktor-aktris lainnya. Setelah menghadiri Meet and Great dan menonton Bait Surau ini saya mencatata  bahwa film Bait Surau adalah kisah pria bertato yang PERMEN.  P erjalanan ke Kampung Film Bait Surau dibuka dengan kisah Rommy (Rio Dewanto) yang melakukan perjalanan ke desa Samadikun di pesisir pantai utara pulau Jawa. Tujuannya adalah rumah Ramdhan (Ikhsan Tarore). Ramdhan pernah bekerja di rumah Rommy sebagai pembantu rumah tangga. Selanjutnya, Rommy tinggal di rumah Ramdhan bersama ayah Ramdhan (Cok Simbara) dan Siti ( Astri Nurdin ), kakak perempuan Ramdhan yang tuna rungu. Perjalanan ke desa Samadikun Keluarga Ramdhan taat beribadah. Mereka sering shalat berjama’ah. Rommy sudah lupa cara berwudhu dan shalat, namun ia melihat ketenangan terpancar saat keluarga Ramdhan melaksanaka

Terbang di Masa Dewasa Muda dengan Sayap-Sayap Sakinah

Pada usia berapakah seseorang mulai serius memikirkan pernikahan? Jika pertanyaan itu kita lemparkan kepada orang-orang yang sudah menikah, mungkin jawabannya akan berbeda-beda. Namun kisaran usia yang kita peroleh akan berada pada rentang 18-30 tahun, saat seseorang memasuki tahap kehidupan dewasa awal. Elizabeth B. Hurlock yang banyak menulis tentang psikologi perkembangan mendefinisikan orang dewasa sebagai individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya (Hurlock, 1999). Hurlock membagi periode dewasa menjadi dewasa muda (18 - 40 tahun), dewasa madya (40-60 tahun) dan dewasa tua (60 tahun sampai meninggal dunia).   Periode dewasa yang paling bergejolak adalah usia dewasa muda yang dimulai pada usia 18 tahun. Di Indonesia, seseorang yang berusia 18 telah berhak mendapatkan KTP, memiliki SIM, juga hak memilih dan dipilih dalam pemilu. Bahkan usia ini pun menjadi awal diperbolehkannya menonton

Menyalurkan Emosi, Keluar dari Lingkaran Setan Masalah

Seorang teman pernah curhat, bahwa dia ingin bunuh diri. Masalah demi masalah harus dihadapinya dan cenderung masalah yang itu-itu saja sejak ia remaja, bahkan kanak-kanak. Kalau dari ceritanya, saya menilai, ada emosi negatif yang terjebak dalam dirinya. Emosi itu terus berputar di dalam tubuh; kepalanya sehingga masalah yang itu-itu saja menimpanya. Apa Itu Emosi? Emosi asal katanya emovere (bahasa Latin), yang berarti bergerak menjauh. Menurut Daniel Goleman yang menulis buku Emotional Intelligence , emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi merupakan reaksi terhadap aksi yang kita terima dari luar diri. Peristiwa kematian orang yang kita cintai membuat kita bersedih. Secara fisik, kita akan menangis dan tersedu-sedu untuk beberapa saat. Emosi sedih telah mendorong kita melakukan perilaku tertentu yaitu menangis. Di lain hari, saat mendapat kabar kita memenangka

Skenario Kabaret Meta-Morpo-SMI

Berikut ini skenario kabaret Meta-Morpo-SMI yang akan dipentaskan pada milad ke-3 PT. Sygma Media Inovasi. Beberapa bagian perlu pengembangan lagi agar pementasan lebih menarik. Babak 1 Kabaret Meta-Morpo-SMI Di sebuah taman kota, lima kupu-kupu terbang riang [LAGU Kupu-kupu yang Lucu] Kupu-kupu yang lucu Ke mana engkau terbang Hilir mudik mencar Bunga-bunga yang mekar Berayun-ayun/ Pada tangkai yang lemah Tidakkah dirimu/ Merasa lelah… Kupu-kupu 1 : Wah, ada tomat busuk! Aku suka sari tomat busuk (hinggap di atas tomat busuk dan menjilat air tomat busuk) Kupu-kupu 2 : Hehehe, Pak Ayam, kasih aku hadiah, nih. Mumpung masih hangat (menhgirup dalam-dalam aroma kotoran ayam yang masih baru dengan ekspresi bahagia) Kupu-kupu 3 : Ah, kalian ini, enakan juga ini (berjalan pelan, ke bekas kemasan sari buah) Kupu-kupu 4 : Untung pipanya masih bocor, aku lebih suka air di tanah ini… (terbang maju-mundur di atas permukaan tanah basah) Kupu-kupu 5 : Hah… sepe