Ada satu pertanyaan sederhana, namun tidak semua pasangan menikah dapat menjawabnya. Pertanyaan itu adalah, “mengapa ingin memiliki anak?” Bagi pasangan yang bertahun-tahun menikah namun belum juga dikaruniai anak, pertanyaan itu akan dijawab dengan lancar. Mereka sudah melewati ribuan hari tanpa tangis bayi, tiada canda tawa dengan anak-anak. Mereka menemukan banyak sekali alasan sehingga ingin sekali memiliki anak. Untuk pasangan yang sangat mudah dititipi anak oleh-Nya, pertanyaan mengapa ingin memiliki anak, bisa jadi terbersit pun tidak. Anak seolah hadir begitu saja. Baru saja menikah, beberapa bulan kemudian istri hamil. Setahun kemudian pasangan suami istri telah menjadi orang tua. Beberapa tahun kemudian, anak kedua, ketiga dan seterusnya lahir. Jawaban-jawaban berikut ini mungkin menjadi jawaban sekian orang tua saat mendapat pertanyaan tersebut: Saya ingin menciptakan kembali masa kecil yang indah Ngg…Semacam investasi untuk hari nanti Sebab saya percaya, kita akan m
Jika wisatawan mengunjungi Bandung, pisang bolen atau bolen pisang seringkali ditawarkan oleh toko oleh-oleh. Bolen pisang dikemas dalam kotak. Satu kotak berisi 10 potong bolen pisang Sebagian dari kita mungkin bertanya, apa bedanya pisang bolen dengan pisang molen? Persamaan pisang bolen dan pisang molen dari bahan dasarnya. Keduanya terbuat dari pisang dan tepung terigu. Pisang yang digunakan biasanya pisang tanduk. Rasanya pun sama, cenderung manis. Perbedaan terletak pada proses pembuatannya. Adonan pisang molen dipipihkan dengan mesin. Adonan pipih membalut pisang, lalu digoreng. Rasanya renyah dan gurih jika disantap selagi hangat. Namun lama kelamaan kerenyahan pisang molen hilang. Kulit molen cenderung mengeras. Pisang bolen terbuat dari bahan yang sama namun tidak digoreng. Adonan kulit pisang bolen terdiri dari dua bagian yang berbeda, dan disusun sedemikian rupa sehingga kulitnya menjadi berlapis-lapis rengang, tidak rapat seperti pisang molen. Pisang yang suda