Ada satu pertanyaan sederhana, namun tidak semua pasangan menikah dapat menjawabnya. Pertanyaan itu adalah, “mengapa ingin memiliki anak?”
Bagi pasangan yang
bertahun-tahun menikah namun belum juga dikaruniai anak, pertanyaan itu akan
dijawab dengan lancar. Mereka sudah melewati ribuan hari tanpa tangis bayi,
tiada canda tawa dengan anak-anak. Mereka menemukan banyak sekali alasan
sehingga ingin sekali memiliki anak.
Untuk pasangan yang
sangat mudah dititipi anak oleh-Nya, pertanyaan mengapa ingin memiliki anak,
bisa jadi terbersit pun tidak. Anak seolah hadir begitu saja. Baru saja
menikah, beberapa bulan kemudian istri hamil. Setahun kemudian pasangan suami
istri telah menjadi orang tua. Beberapa tahun kemudian, anak kedua, ketiga dan
seterusnya lahir.
Jawaban-jawaban berikut
ini mungkin menjadi jawaban sekian orang tua saat mendapat pertanyaan tersebut:
- Saya ingin menciptakan kembali masa kecil yang indah
- Ngg…Semacam investasi untuk hari nanti
- Sebab saya percaya, kita akan menjadi dewasa dengan mengasuh anak
- Anak yang soleh akan selalu mendoakan orang tua. Saat saya tiada, saya ingin anak-anak terus mendoakan saya.
- Melestarikan spesies manusia, supaya tidak punah
- Memenuhi harapan masyarakat umum, pasangan yang menikah harus punya anak
- Karena saya suka anak-anak
- Membantu membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik
- Ingin menjadi orang tua yang lebih baik daripada orang tua yang saya miliki
- Panggilan spiritual
- Semacam balas budi terhadap orang tua saya
- Dorongan biologis sebagai manusia
- Agar saat usia senja tidak kesepian
Tidak ada jawaban yang
salah dan benar. Semua jawaban di atas bisa benar. Bahkan kalau saya ditanya,
maka semua jawaban di atas tersebut bisa saja terlontar dari mulut saya.
Berdasarkan jawaban di atas,
meskipun redaksi kalimatnya berbeda-beda namun manfaatnya balik kepada diri si
pemberi jawaban yaitu orang tua. Jawaban cenderung untuk memberikan manfaatnya kepada
orang tua.
Jika memiliki anak untuk
manfaat diri sendiri, kenapa para orang tua (termasuk saya ini) masih sering
mengeluh dengan berbagai tingkah laku anak yang pada dasarnya wajar bagi anak
seusianya?
Jawabannya bisa beragam
juga. Bisa jadi karena bewaan lelah, fustasi dan lainnya. Sesekali mengeluh itu
wajar juga. Sesungguhnya manusia memang makhluk yang sering berkeluh kesan, kan
ya?
Maka, ketika kita mulai
berkeluh kesah soal pengasuhan anak, cobalah ingat lagi jawaban pertanyaan,
kenapa saya ingin memiliki anak? Jawaban-jawaban itu mungkin bisa meringankan
sedikit beban, menghalau keluh kesah yang akan keluar dari mulut kita. Semoga
Sumber foto:iamexpat.nl, indiatimes.com
Kenapa ingin memiliki anak? Pertanyaan ini melahirkan pertanyaan baru di benak saya, kenapa ingin memiliki istri?
BalasHapusHehehe...
Mengapa saya masih jomblo?
BalasHapusKata mertua tali pusar suruh disimpen pas disimpen ank saya setiap mlm nangis terus jadi saya bakar saja Alhmdulilah semenjak tali pusarny dibakar ank saya setiap mlm tidur nya nyenyak ...
BalasHapusIt's actually a cool and useful piece of info. I am glad that
BalasHapusyou simply shared this helpful information with us. Please keep us up to date like this.
Thanks for sharing.