Ada satu pertanyaan sederhana, namun tidak semua pasangan menikah dapat menjawabnya. Pertanyaan itu adalah, “mengapa ingin memiliki anak?” Bagi pasangan yang bertahun-tahun menikah namun belum juga dikaruniai anak, pertanyaan itu akan dijawab dengan lancar. Mereka sudah melewati ribuan hari tanpa tangis bayi, tiada canda tawa dengan anak-anak. Mereka menemukan banyak sekali alasan sehingga ingin sekali memiliki anak. Untuk pasangan yang sangat mudah dititipi anak oleh-Nya, pertanyaan mengapa ingin memiliki anak, bisa jadi terbersit pun tidak. Anak seolah hadir begitu saja. Baru saja menikah, beberapa bulan kemudian istri hamil. Setahun kemudian pasangan suami istri telah menjadi orang tua. Beberapa tahun kemudian, anak kedua, ketiga dan seterusnya lahir. Jawaban-jawaban berikut ini mungkin menjadi jawaban sekian orang tua saat mendapat pertanyaan tersebut: Saya ingin menciptakan kembali masa kecil yang indah Ngg…Semacam investasi untuk hari nanti Sebab saya percaya, kita akan m
Anak ngompol lagi pada
pekan pertama masuk sekolah? Hal ini terjadi pada si kecil. Saya sempat kesal
karena terlalu fokus pada akibat ngompol, bukan pemicunya.
Mengompol Setelah Lama Absen
“Kok sudah SD masih
ngompol, sih?” Saya sempat melontarkan kalimat itu pada si kecil.
Si kecil dengan nada
suara pelan, minta maaf. Dia nggak sadar kalau ngompol. Dia tahu mengompol itu
memalukan. Apalagi kalau sampai teman-teman sekolahnya tahu.
Meskipun kasut si kecil
menggunakan seprai antiair, tetap saja pakaiannya basah terkena ompol. Termasuk
bantal dan guling. Seprai antiair pun mulai berkurang daya antiairnya. Empat tahun
sudah usia pemakaiannya. Ompol tetap merembes ke permukaan kasur.
Mencuci pakaian, seprai
dan sarung bantal bekas ompol cukup melelahkan. Cucian bekas ompol harus
dipisah. Disikat pelan-pelan. Diberi pewangi esktra. Dibilas dengan air
mengalir agar ompolnya benar-benar hilang.
Padahal sudah lama
sekali si kecil tidak mengompol. Maka dari itu saya kesal dan jengkel. Melihat
ompolnya, teringat proses mencuci bekas cairan pesing yang tidak mudah. Butuh
waktu 15 – 30 menit karena semuanya dikerjakan secara manual.
Penyebab Ngompol
“Dia kan baru masuk
sekolah, adaptasi.” Istri saya kemudian mengingatkan.
Masa adaptasi di sekolah
yang baru mungkin membuat si kecil stres sehingga mengompol. Duh, betul. Saya
lupa. Betul-betul tidak ingat.
Saya jadi teringat
dengan kasus keponakan yang jadi sering ngompol pasca perceraian orang tuanya. Usianya
7 atau 8 tahun saat itu. Pastilah dia tidak nyaman dengan perceraian orang
tuanya. Tidak bisa ngomong atau mengungkapkan emosi yang dialaminya sehingga stres
lalu mengompol.
Rasanya memang tidak
elok memarahi atau menghukum anak karena mengompol akibat stres. Kering
sepanjang malam memang keinginan orang tua. Anak yang sudah beranjak dari usia balita
pun kemungkinan menginginkan kering sepanjang malam. Mereka sudah merasa malu
saat mengompol.
Cara Menghentikan Ngompol
Dikutip dari web
Ayahbunda (dlihat 24/7/2019), Dr. Edward R. Christophersen, Ph.D, profesor
pediatri dari University of Missouri di Kansas City School of Medicine dan
University of Kansas Medical Center, Amerika Serikat, memberikan tips agar anak tidak mengompol lagi.
1.
Tidak banyak minum menjelang tidur
2.
Buang air kecil sebelum tidur.
3.
Gunakan celana yang mudah dibuka, bangunkan si kecil pada waktu ia sering
ngompol agar pipis di kamar mandi saja.
4.
Memberikan reward atau hadiah apabila anak tidak mengompol. Misalnya pujian
atau lainnya.
Apabila anak sedang stres, 4 hal itu bisa jadi tidak akan berpengaruh. Anak tetap saja mengompol.
Itulah yang terjadi pada si kecil, anak saya.
Pada kondisi anak stres tersebut,
Christophersen menyarankan agar orang tua tetap sabar. Segera ganti dan
bersihkan badan anak yang terkena ompol. Hal itu guna mencegah iritasi pada
kulitnya.
Stres yang dialami anak
pun secara bertahap harus dikurangi. Pada kasus si kecil, saya coba dengan mendorongnya
untuk bercerita, mengeluarkan uneg-uneg, dan segala emosi negatifnya di masa
penyesuaian diri di sekolah. Alhamdulillah, hari-hari berikutnya, dia tidak
ngompol lagi. Bahkan berusaha bangun untuk pipis di kamar mandi.
Terkadang orang tua
terlalu fokus pada akibat tanpa berusaha mencari tahu dan memahami penyebabnya.
Padahal saat kecil dulu, orang tuanya dulu barangkali juga masih sering ngompol
saat awal masuk sekolah dan banyak peristiwa lainnya yang memicu stres pada
dirinya.
Betul, ngompol bisa jadi karena efek psikologis ya salah satunya stres jadi kudu cari penyebab ngompolnya dulu jangan mengomel..
BalasHapusSaya kepincut dengan judul artikelnya, ala-ala media viral gitu, hhe
BalasHapusNgompol barangkali hanya salah satu efek samping stres, orang tua mesti peka kalau dapati anaknya tidak seperti biasanya
Wah benar juga stres di kelas baru ya, pantesan ini pas baru kenaikan kelas Fatih juga ngompol hiks...baru nyadar deh abis baca ini.
BalasHapus