Ada satu pertanyaan sederhana, namun tidak semua pasangan menikah dapat menjawabnya. Pertanyaan itu adalah, “mengapa ingin memiliki anak?” Bagi pasangan yang bertahun-tahun menikah namun belum juga dikaruniai anak, pertanyaan itu akan dijawab dengan lancar. Mereka sudah melewati ribuan hari tanpa tangis bayi, tiada canda tawa dengan anak-anak. Mereka menemukan banyak sekali alasan sehingga ingin sekali memiliki anak. Untuk pasangan yang sangat mudah dititipi anak oleh-Nya, pertanyaan mengapa ingin memiliki anak, bisa jadi terbersit pun tidak. Anak seolah hadir begitu saja. Baru saja menikah, beberapa bulan kemudian istri hamil. Setahun kemudian pasangan suami istri telah menjadi orang tua. Beberapa tahun kemudian, anak kedua, ketiga dan seterusnya lahir. Jawaban-jawaban berikut ini mungkin menjadi jawaban sekian orang tua saat mendapat pertanyaan tersebut: Saya ingin menciptakan kembali masa kecil yang indah Ngg…Semacam investasi untuk hari nanti Sebab saya percaya, kita akan m...
Hoka-hoka
Bento atau kini dikenal sebagai HokBen merupakan restoran yang menyajikan menu
makanan Jepang, terutama Bento. Kita mudah menemukan HokBen di pusat-pusat
perbelanjaan dan jalan-jalan utama kota besar.
Saya dan
keluarga pun sering santap bersama di HokBen. Menunya bervariasi, cocok dengan
lidah orang Indonesia, dan harga cukup terjangkau. Namun dibalik itu, ada
beberapa fakta yang baru saya ketahui tentang HokBen. Ini beberapa fakta HokBen
itu.
1. HokBen Bukan Restoran Asal Jepang
Sebagian
orang menganggap HokBen adalah restoran waralaba asal Jepang. Saya juga awalnya
begitu. Nyatanya, HokBen adalah produk asli Indonesia. HokBen berada di bawah
naungan PT. Eka Bogainti. Pendiri HokBen sering berwisata ke Jepang dan
menyukai Bento, semacam paket nasi dan lauk yang sering dijadilan bekal. Di
tanah air, sang pendiri mengadaptasi
menu Jepang agar sesuai dengan lidah orang Indonesia.
HokBen pertama di Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada 1985 |
2. Hal Halal HokBen
Keluarga
kami sangat peduli dengan kehalalan satu restoran. Meskipun kita hidup di
tengah mayoritas muslim, belum semua restoran memiliki sertifikasi halal.
Terutama restoran yang menyajikan menu makanan asing. Pemakaian beberapa bahan
makanan tidak halal sudah biasa terkandung dalam menu-menu makanan asing untuk
menambah citarasa masakannya. Apakah HokBen menggunakan bahan makanan yang
tidak halal juga untuk menghadirkan cita rasa istimewa?
Ternyata
HokBen sudah mendapat sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) sejak
2008. Sertifikat halal itu selalu diperbarui setiap dua tahun sekali. Caranya,
MUI akan mendatangi beberapa restoran HokBen secara acak di lokasi dan waktu
yang tak terduga. Hasilnya, HokBen mendapat kategori sangat baik (excellent) untuk kehalalannya.
3. Jarak HokBen Lebih Pendek dari Sumpit
Mau
makan enak perlu usaha? Tentu. Jika tidak memasak sendiri, kita harus datang ke
restoran yang menyajikan makanan enak. Namun untuk datang ke restoran yang
memiliki menu enak seperti HokBen, kemacetan adalah satu dari sekian risiko
yang harus dihadapi. Membayangkannya saja, sudah hilang selera makan.
Syukurlah
saat ini HokBen telah memiliki layanan pesan antar sejak 2007. Kita cukup menghubungi
nomor 1-500-505, menyebutkan menu HokBen
yang kita inginkan dan membayar saat pesanan sampai.
Tampilan Hokben Apps |
4. Intervensi Orang Jepang
Meskipun
HokBen bukan berasal dari Jepang, ternyata ada intervensi orang Jepang juga dalam
penyusunan menu di HokBen. HokBen memiliki juru masak asal Jepang untuk
mengadaptasi menu-menu khas Jepang agar sesuai dengan lidah orang Indonesia.
Misalnya menu terbaru HokBen bernama Omiyage.
Omiyage berarti oleh-oleh. Namun omiyage
khusus mengacu kepada oleh-oleh yang dapat dimakan bersama-sama dari tempat
yang baru dikunjungi si pembawa oleh-oleh. Selain mementingkan isi, omiyage
juga harus dikemas cantik dan unik. Maka dari itulah, di Jepang, kita dapat
menemukan omiyage yang sudah dikemas
cantik di bandar udara.
Tradisi
omiyage ini mirip dengan tradisi orang Indonesia yang sering membawa oleh-oleh
makanan untuk keluarga atau sahabat. Maka dari itulah HokBen mengadaptasi
omiyage ke dalam menunya berupa menu paket untuk dinikmati 4-6 orang. Membawa omiyage,
selain dapat menyenangkan hati orang yang kita datangi, komunikasi yang hangat
juga dapat tercipta di sela-sela santap bersama.
5. Citra Lama HokBen dan Kini
Sejak
tahun 2013, HokBen melakukan pembaharuan citra dengan logonya. Logo berupa gambar
dua sosok seluruh badan yang terkesan kanak-kanak lelaki dan perempuan,
ditampilkan kepalanya saja. Tampilan gambar kepala saja pada logonya juga
memberikan kesan dewasa pada dua sosok HokBen.
Selain
itu, nama Hoka Hoka Bento disingkat menjadi HokBen saja. Saya dan juga sebagian
pengunjung HokBen lebih suka menyebut HokBen daripada Hoka Hoka Bento yang
terdiri dari 6 suku kata. HokBen lebih singkat dan praktis diucapkan. Mungkin
hal inilah yang mendasari PT. Eka Bogainti untuk sekalian saja meremajakan nama
Hoka Hoka Bento menjadi HokBen saja.
6. HokBen Cafe
Ada
kalanya kita datang ke restoran itu bukan sekadar untuk makan. Janji bertemu, meeting dengan klien, reuni, sakadar
berkumpul dengan sahabat atau keluarga, membutuhkan tempat yang nyaman dan
tenang. HokBen menyadari hal ini, sehingga pada 2012, muncullah Hocafe.
Berbeda
dengan restoran HokBen pada umumnya, Hocafe cenderung menyediakan tempat untuk
nongkrong daripada makan-makan. Sayangnya, lokasi Hokafe masih sangat terbatas
di beberapa tempat saja. Di Bandung, belum ada.
7. HokBen Menyasar Anak-anak
Belum
banyak restoran yang menyajikan menu khusus untuk anak-anak. Menu khusus yang
saya maksud ini adalah menu dengan porsi dan kemasan yang menarik bagi
anak-anak. Ketiadaan menu khusus anak ini terkadang menyulitkan saya yang
memiliki anak balita. Akhirnya saya sering meminta setengah porsi dewasa saja untuk anak saya.
Untunglah
di HokBen ada menu Kidzu Bento. Porsi dan kemasannya cocok untuk anak-anak
prasekolah seperti anak saya. Selain itu, Kidzu Bento seringkali digabung
dengan mainan tertentu. Misalnya jam digital berbentuk hewan.
Boleh Tidak Percaya dengan Fakta HokBen
Itulah
beberapa fakta HokBen yang saya dapatkan dari Irma Wulansari, Communication Divison MarComm Group
Hokben. Tidak percaya dengan fakta-fakta itu? Silakan datang ke HokBen terdekat
untuk memeriksa kebenarannya, sehingga hilang keraguan untuk menikmati
menu-menu Hokben.
Bikin makin suka ama Hokben neh, hehehe
BalasHapusWah suka sama HokBen, karena halal dan menunya banyak variasi
BalasHapusEeeh aku baru tau produk lokal loh
Ternyat HokBen berasal dari indonesia . tetapi ditempat saya belum ada restoran Hokben. nice post
BalasHapusLangganan aku mas koko, biasa nomaden house kalau lagi pindah2 dan gak sempat masak, makan deh ke hokben sekeluarga. Sampai semua hadiah dari hokben untuk anak2 punya semua :)
BalasHapusKalau ke hokben aku tuh paling suka sama saladnya.. Eh benerkan ya itu salad, sayuran yang dicampur saus tiramisu itu loh :D
BalasHapusJadi laper!
BalasHapuscus,ke Hokben yuk :)